BAB II
TINJAUAN
TEORITIS
2.1 PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 )
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik
lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau
lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan
apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika
tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan
diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan
diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom,
1995 ).
Hipertensi adalah
suatu peningkatan tekana
darah diastolik atau
sistolik yang tidak normal
namun umumnya sistolik
berkisar dari 140-160 mmHg
dan diastolik antara
90-95 mmHg dianggap sebagai garis batas hipertensi (Silvia A. Price 1995)
2.2
Anatomi Fisiologi Jantung
Jantung Terdiri dari 4 Ruangan yaitu :
1.Atrium Kanan
Berfungsi sebagai penampung darah
rendah 02.dari seluruh tubuh
kemudian darah dipompakan
ke ventrium kanan
melalui katup dan selanjutnya ke
paru
2.
Atrium Kiri
Menerima darah yang
kaya akan oksigen
dari dua paru
melaui 4 buah
vena .pulmonalis kemudian darah ,mengalir
mlaui katup dan selanjutnya keseluruh tubuh melaui aorta .
3.
Ventrikel kanan
menerima darah dari
atrium kiri dipompakan keparu melauiarteri pulmonali .
4.
Ventrikel kiri
Menerima darah dari dari
atrium kiri dan dipompakan ke
tubuh melalui aorta.
Katup-katup jantung
1.Katup pulmonal
Terletak pada arteri
pulmonal dan menisahkan pembuluh
dan ventrikel kanan
2.katup orta
Terletak antara ventrikel kiri dan
aorta
2.3 PENYEBAB
Hipertensi
berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany
Gunawan, 2001 )
1.
Hipertensi essensial (
hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
2.
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan
oleh penyakit lain
Hiperrtensi
primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %
sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut
adalah sebagai berikut :
a.
Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan
memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya
adalah penderita hipertensi
b.
Ciri perseorangan
Cirri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya
hipertensi adalah umur ( jika umur
bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari
perempuan ) dan ras ( ras kulit
hitam lebih banyak dari kulit putih )
c.
Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya
hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan
atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum
alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
2.4 PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional
pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (
Brunner & Suddarth, 2002 ).
2.5 TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (
Edward K Chung, 1995 )
3.
Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
4.
Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
5.
Riwayat dan pemeriksaan fisik
secara menyeluruh
6.
Pemeriksaan retina
7.
Pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung
8.
EKG untuk mengetahui hipertropi
ventrikel kiri
9.
Urinalisa untuk mengetahui
protein dalam urin, darah, glukosa
10.
Pemeriksaan : renogram,
pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan
penentuan kadar urin.
11.
Foto dada dan CT scan
2.7 PENGKAJIAN
12.
Aktivitas / istirahat
Gejala :
kelemahan, letih, napas pendek, gaya
hidup monoton
Tanda :
frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
13.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, penyakit serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan
warna kulit, suhu dingin
14.
Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,
euphoria, factor stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue
perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela,
peningkatan pola bicara
15.
Eliminasi
Gejala :
gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
16.
Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
17.
Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit
kepala, berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman,
perubahan retinal optik
18.
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala
oksipital berat, nyeri abdomen
19.
Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea,
ortopnea, dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan,
bunyi napas tambahan, sianosis
20.
Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda :
episode parestesia unilateral transien, hipotensi psotural
21.
Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis,
penyakit jantung, DM , penyakit ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon
2 .8 PENATALAKSANAAN
Pengelolaan
hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.(5) Prinsip pengelolaan penyakit
hipertensi meliputi : (2,8)
1. Terapi tanpa Obat
Terapi
tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini
meliputi :
a.
Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c). Penurunan berat badan
d). Penurunan asupan etanol
e). Menghentikan merokok
f). Diet tinggi kalium
b.
Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat
prinsip yaitu :
a).
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain
b). Intensitas olah raga yang baik antara
60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang
disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220 –
umur
c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25
menit berada dalam zona latihan
d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c.
Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a). Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan
tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan
biofeedback terutama dipakai
untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b). Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
d.
Pendidikan Kesehatan (
Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2.
Terapi dengan Obat
Tujuan
pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan
seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter
Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND
TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat
diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat
digunakan sebagai
obat tunggal pertama dengan memperhatikan
keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita(2).
Pengobatannya
meliputi :
a.
Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca
antagonis, ACE inhibitor
b.
Step 2 : Alternatif yang bisa
diberikan
1)
Dosis obat pertama dinaikan
2)
Diganti jenis lain dari obat
pilihan pertama
3)
Ditambah obat ke –2 jenis lain,
dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin,
reserphin, vasodilator
c.
Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh
1)
Obat ke-2 diganti
2)
Ditambah obat ke-3 jenis lain
d.
Step 4 : alternatif pemberian obatnya
1)
Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2)
Re-evaluasi dan konsultasi
3.
Follow Up untuk mempertahankan
terapi
Untuk
mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang
baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter )
dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas
kesehatan adalah sebagai berikut :
a.
Setiap kali penderita periksa,
penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
b.
Bicarakan dengan penderita
tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
c.
Diskusikan dengan penderita
bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat
menurunkan morbiditas dan mortilitas
e.
Yakinkan penderita bahwa
penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang
dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter
f.
Penderita tidak boleh
menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
g.
Sedapat mungkin tindakan terapi
dimasukkan dalam cara hidup penderita
h.
Ikutsertakan keluarga penderita
dalam proses terapi
i.
Pada penderita tertentu mungkin
menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di
rumah
j.
Buatlah sesederhana mungkin
pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari
k.
Diskusikan dengan penderita
tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang
mungkin terjadi
l.
Yakinkan penderita kemungkinan
perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping
minimal dan efektifitas maksimal
m.
Usahakan biaya terapi seminimal
mungkin
n.
Untuk penderita yang kurang
patuh, usahakan kunjungan lebih sering
o.
Hubungi segera penderita, bila
tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat
pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali
pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan
hipertensi.
2.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. curah
jantung tinggi berhubungan dengan iskemia miokardia
Tujuan : Afterload tidak meningkat,
tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard
Intervensi keperawatan :
a.
Pantau TD, ukur pada kedua
tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
b.
Catat keberadaan, kualitas
denyutan sentral dan perifer
c.
Auskultasi tonus jantung dan
bunyi napas
d.
Amati warna kulit, kelembaban,
suhu dan masa pengisian kapiler
e.
Catat edema umum
f.
Berikan lingkungan tenang,
nyaman, kurangi aktivitas.
g.
Pertahankan pembatasan
aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
h.
Bantu melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai kebutuhan
i.
Lakukan tindakan yang nyaman
spt pijatan punggung dan leher
j.
Anjurkan tehnik relaksasi,
panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
k.
Pantau respon terhadap obat
untuk mengontrol tekanan darah
l.
Berikan pembatasan cairan dan
diit natrium sesuai indikasi
m.
Kolaborasi untuk pemberian
obat-obatan sesuai indikasi
Hasil yang diharapkan :
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
2. Nyeri (
sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
Intervensi keperawatan :
n.
Pertahankan tirah baring,
lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
o.
Minimalkan gangguan lingkungan
dan rangsangan
p.
Batasi aktivitas
q.
Hindari merokok atau menggunkan
penggunaan nikotin
r.
Beri obat analgesia dan sedasi
sesuai pesanan
s.
Beri tindakan yang menyenangkan
sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan
imajinasi, hindari konstipasi
Hasil yang diharapkan :
Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan
tampak nyaman
3.Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, berhubungan dengan gangguan sirkulasi
Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu
Intervensi :
t.
Pertahankan tirah baring;
tinggikan kepala tempat tidur
u.
Kaji tekanan darah saat masuk
pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
v.
Pertahankan cairan dan
obat-obatan sesuai pesanan
w.
Amati adanya hipotensi mendadak
x.
Ukur masukan dan pengeluaran
y.
Pantau elektrolit, BUN,
kreatinin sesuai pesanan
z.
Ambulasi sesuai kemampuan;
hibdari kelelahan
Hasil yang diharapkan :
Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik
seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada
keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Haluaran urin 30 ml/ menit
Tanda-tanda vital stabil
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, Rencana
Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi ,
Yogyakarta, Penerbit
Kanisius, 2001
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi
: Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta, Penerbit Hipokrates,
1999
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang
Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi :
Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta, Penerbit
Arcan, 1995
Semple Peter. Tekanan Darah
Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit Arcan, 1996
Brunner & Suddarth. Buku Ajar
: Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis
Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto,
Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Marvyn, Leonard. Hipertensi :
Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta, Penerbit
Arcan, 1995
Tucker, S.M, et all . Standar
Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran
EGC, 1998
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Berdasarkan undang –
undang Kesehatan Nomor
23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Masyarakat
untuk mewujudkan derajat
Kesehatan yang optimal bagi
masyarakat diadakan berbagai
upaya kesehatan tersebut
mencakup upaya peningkatan
(promotif),pencegahan dari penyakit
(preventif),penyembuhan(kuratif)
dan pemulihan kesehatan(
rehabilitative) yang dilaksanakan
secara menyeluruh ,terpadu
dan berkesinambungan dan dilaksanakan bersama
antara pemerintah dan masyarakat dan didukung
oleh sumber daya
Kesehatan termasuk tenaga
kesehatan (Depkes RI ,2008)
Hipertensi biasa disebabkan oleh pola
kehidupan yang tidak baik ,serta
kebiasaan yang tidak baik meliputi
pola makan yang banyak mengandung kolesterol
atau lemak,yang menyebabkan kegemukan (obesitas). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90
mmHg.( Smith Tom, 1995 ) Menurut WHO,
penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (
Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan
diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya
antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115
mmHg
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1
Identitas Klien
Nama
: Ny . M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 45
th
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : RT
Status Perkawinan : Kawin
Alamat :
Bangkaweh
Tanggal Dirawat : 8
Desember 2011
Jam
Masuk RS : 09.00 WIB
Tanggal Didata : 10
Desember 2011
Ruang Rawat : Interne
Penanggung Jawab
Nama : Tn
. A
Umur :
44 Th
Pekerjaan : PNS
Alamat : Bangkaweh
Hubungan Dg
Klien : Suami
Alasan Masuk
RS : Klien Masuk
rumah sakit pada
tanggal 8 Desember
2011
jam 09.00 WIB
klien di bawa ke
UGD
Dengan
keluhan sakit kepala
mendadak , pusing ,
Dan
pengelihatan menjadi gelap .
3.2
Riwayat Kesehatan Sekarang
1.
Keluhan Utama
Klien Mengatakan kepala
pusing dan sakit
pada kepalanya
2.
Keluhan waktu di
data
1 hari yang lalu klien
memakan makanan yang mengandun g
kolesterol
Dan kaya gula .
3.
Riwayat Kesehatan Lalu
Klien Pernah mengalami penyakit
yang sama pada
waktu yang lalu
4.
Riwayat kesehatan Kleuarga
Ada anggota keluarga yang
menderita Hipertensi
3.3 Data
Fokus
DATA
SUBJEKTIF
|
DATA
OBJEKTIF
|
|
P = 28 x/i
|
|
N = 86 x/i
|
|
S = 37C
|
|
TD= 170/100 mmHg
|
Nafas
Pendek
|
DIAGNOSA
No
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
1
|
Ds: klien
mengatakan kepalnya pusing
Klien mengatakan
kepalanya sakit sampai ke
pundak
Klien mengatakan
badanya letih dan lelah
|
Pola makan ,gaya
hidup ,riwayat hipertensi
|
Tekanan Darah
|
2
|
Do:P=28x/i
N=86x/i
S=37C
TD=170/100mmHg klien kelihatan sangat letih
|
NCP
No
|
Dx
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
curah
jantung b/d iskemia miokardia
d/d:
Ds:Klien mengatakan kepalanya pusing
Klien
mengatakan degupan
jantungnya cepat
Klien mengatakan badanya letih
dan capek
Do:P=28x/m
S=37C
N=86x/m
TD=170/100mmHg
|
T.Jangka Panjg
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama
3x24 jamdi harapkan afterload
tidak meningkat .
T.jangka Pndek
TD=120/90mmHg
Normal
N=70x/m
P=24x/m
|
a.Pantau TD
b.Berikan lingk.tenang ,nyaman
kurangi aktifitas
c.Anjurkan Teknik
relaksasi panduan imajinasi,aktivitas
pengalihan
|
a.Bandingkan Dr
tekanan memberikan gamabran yang lebih
lengkap ttg keterlibatan bdg
vaskuler
b.mebntu untukmenurunkn ransangan simpatis,peningkatn relksasi
c.dapt menurunkan rangsangan yang menimbulkan
stres mbuat efek teng sehingga akn
menurnkan TD
|
2
|
Nyeri sakit kepala b/d peningkatan vasikuler
serebral d/d:
Ds:klien
mengatakan sakit kepala
yang hebat
Klien mengatkan pusing an diringi rasa
mual
Do: TD=170/100x/m
N=86x/m
S=86C
P=28x/m
|
T.jkga pnjg
Tekanan vasikuler serebral
tidak meningkat
T,jgka Pndek
TD=120x/m
N=70x/m
P=24x/m
|
a.Perhatikan tirah baring ,lingkungan yang tenag sedikit
penerangan
b.memberikan obat
analgesia sesuai indikasi
c.batasi aktivitas
|
a.menimalkan stimulasi
/meningkatkan relaksasi
b.menurunkan nyeri n menurunkan rangsangan saraf
simpatis
c.aktifitas yang
meningkat dapat menyebabkan
tekanan vaskuler serebral
|
3
|
Porensial perubahan
perfusi jaringan serebral ginjal , b/dsirkulasi d/d:
Ds:klien mengatakan
adanya rasa nyeri
di kepala
Klien
mengatakan sering lelah
Klien mengatakn
jarang BAK
Do:TD=170/100mmHg
P=28x/m
N=86x/m
|
T.jgka Pnjg
Klien terpenuhi dalam informasi tentang Hipertensi
T.jngka Pendk
TD=120/90mmHg
P=24x/m
N=70
|
A,jelaskan sifat
penyakit tujuan pengobatan
b.jelaskan pentingnya lingkungan
yang tenag
c.Diskusikan tentang
obat-obatan
|
a.Agar klien
mengetahui penyakit apa yang dideritanya n cara pengobatanya yg tepat
b.agar klien merasa nyaman
menurunkan faktor penyakit
c.memberikan informasi
yang adekuat mengenai efek
samping dari obat tersebut dapat meningkatkan berat badan .
|
CEPER
No
|
Diagnosa
|
Jam,hari/tgl
|
Impelementasi
|
Evaluasi
|
TTD
|
1
|
Curahjantung Tinggi
b/d peningkatan afterl load
|
08.00 WIB
jumat 11 Des.2011
|
-memnatau TD
-memberikan lingkungan yang tenang nyaman dan
mengurangi aktifitas
-menganjurkan teknik relaksasi
Panduan imajinasi
dan akifitas pengelihatan .
|
S=klien mengatakan
nyeri kepala hilang
Klien mengatakan
degupan jantungnya sudah tidk kencang lagi
Klien mengatakan badanya tidak letih lagi
O=Td Normal.120/80mmHg
N=70x/m
P=24x/m
A=
P=Intervensi
dihentikan
|
|
2
|
Nyeri sakit
kepala b/d peningkatan vasikuler
serebral
|
14.00WIB
11 Des 2011
|
-memperhatikan tirah
baring.lingkungan yang tenang
dan sedikit penerangan
-membatasi aktifitas
klien
|
S=
klien mgatakan tidak mual n
disertai pusing
Klien mngatakan
tidak sakit kepala
O=TD=
120/80mmHg normal
N=70x/m
P=23x/m
A=Nyeri
kepala klien dapat teratasi
P=Intrvensi Dihentikan
|
|
3
|
Potensial perubahan perfusi jaringan serebral ginjal , b/dsirkulasi
|
20.00WIB
11des 2011
|
-.mengkaji TD
-menjelaskan sifat
penykit dan tujuan pengobatan
-mendiskusikan
tentang obat-obatan
|
S=Klien mengatakan sudah sering BAK
Klien mengatakan tidak
lelah lagi
O=TD=120/90mmHg
N=70x/m
P=23x/m
A=Masalah
perubahan perfusi pasien teratasi
P=Intervensi Dihentikan
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar