Minggu, 07 Desember 2014

askep hipertensi



BAB  II
TINJAUAN  TEORITIS


2.1    PENGERTIAN HIPERTENSI

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 )  Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
Hipertensi  adalah  suatu peningkatan tekana  darah  diastolik  atau  sistolik  yang tidak  normal  namun  umumnya  sistolik  berkisar  dari  140-160 mmHg  dan  diastolik  antara  90-95  mmHg dianggap  sebagai garis batas  hipertensi (Silvia A. Price  1995)

2.2  Anatomi  Fisiologi  Jantung 

                                           
Jantung  Terdiri dari 4 Ruangan yaitu :
1.Atrium  Kanan 
     Berfungsi sebagai  penampung  darah  rendah  02.dari  seluruh tubuh  kemudian  darah  dipompakan  ke  ventrium  kanan  melalui katup dan  selanjutnya  ke  paru
2.  Atrium Kiri
      Menerima  darah  yang  kaya  akan  oksigen  dari  dua  paru  melaui  4  buah  vena  .pulmonalis  kemudian darah  ,mengalir  mlaui  katup  dan selanjutnya  keseluruh tubuh  melaui aorta .
3.  Ventrikel  kanan
     menerima  darah dari  atrium kiri  dipompakan  keparu melauiarteri  pulmonali .
4.  Ventrikel kiri
      Menerima  darah dari  dari  atrium  kiri dan  dipompakan ke  tubuh melalui  aorta.

Katup-katup  jantung
1.Katup  pulmonal
    Terletak  pada  arteri  pulmonal  dan menisahkan  pembuluh  dan ventrikel  kanan
2.katup  orta
     Terletak  antara  ventrikel kiri  dan  aorta


2.3    PENYEBAB
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )
1.      Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
2.      Hipertensi  sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

Hiperrtensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut adalah sebagai berikut :


a.       Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b.      Ciri perseorangan
Cirri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur       ( jika umur bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) dan ras (    ras    kulit   hitam   lebih  banyak dari kulit putih )
c.       Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )


2.4    PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).



2.5    TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : ( Edward  K Chung, 1995 )
3.      Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

4.      Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

2.6   PEMERIKSAAN PENUNJANG
5.      Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
6.      Pemeriksaan retina
7.      Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung
8.      EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
9.      Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
10.  Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
11.  Foto dada dan CT scan



2.7    PENGKAJIAN
12.  Aktivitas / istirahat
Gejala           : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda           : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
13.  Sirkulasi
Gejala           : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskuler
Tanda           : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu dingin
14.  Integritas Ego
Gejala           :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, factor stress multipel
Tanda           : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara
15.  Eliminasi
Gejala           : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
16.  Makanan / Cairan
Gejala           : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol
Tanda           : BB normal atau obesitas, adanya edema
17.  Neurosensori
Gejala           : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda           :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optik
18.  Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala           : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri abdomen
19.  Pernapasan
Gejala           : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda           : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas tambahan, sianosis
20.  Keamanan
Gejala           : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda           : episode parestesia unilateral transien, hipotensi psotural
21.  Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala           : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon

2 .8   PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.(5) Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi : (2,8)
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a.       Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c). Penurunan berat badan
d). Penurunan asupan etanol

e). Menghentikan merokok
f). Diet tinggi kalium


b.      Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
a).  Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain
b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220 – umur
c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona       latihan
d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c.       Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a). Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek   tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan       biofeedback     terutama    dipakai   untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
b). Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
d.      Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2.      Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai

 obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita(2).
Pengobatannya meliputi :
a.       Step 1        : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b.      Step 2        : Alternatif  yang bisa diberikan
1)      Dosis obat pertama dinaikan
2)      Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3)      Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c.       Step 3        : alternatif yang bisa ditempuh
1)      Obat ke-2 diganti
2)      Ditambah obat ke-3 jenis lain
d.      Step 4        : alternatif pemberian obatnya
1)      Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2)      Re-evaluasi dan konsultasi
3.      Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan                          ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
a.       Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
b.      Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
c.       Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
e.       Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter
f.       Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
g.      Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
h.      Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
i.        Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
j.        Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari
k.      Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
l.        Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
m.    Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
n.      Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
o.      Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.



2.9   DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. curah jantung tinggi berhubungan dengan iskemia   miokardia
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard
Intervensi keperawatan :
a.       Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
b.      Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c.       Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
d.      Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
e.       Catat edema umum
f.       Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
g.      Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
h.      Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
i.        Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
j.        Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
k.      Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
l.        Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
m.    Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi


Hasil yang diharapkan :
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
Intervensi keperawatan :
n.      Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
o.      Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
p.      Batasi aktivitas
q.      Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
r.        Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
s.       Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi

Hasil yang diharapkan :
Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman

3.Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal,  berhubungan dengan gangguan sirkulasi 
Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu
Intervensi :
t.        Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
u.      Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
v.      Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
w.    Amati adanya hipotensi mendadak
x.      Ukur masukan dan pengeluaran
y.      Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan
z.       Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan

Hasil yang diharapkan :
Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Haluaran urin 30 ml/ menit
Tanda-tanda vital stabil





























DAFTAR PUSTAKA


Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany.  Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit              Kanisius, 2001
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta, Penerbit Hipokrates, 1999
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta, Penerbit Arcan,  1995
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit Arcan, 1996
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,  2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta, Penerbit Arcan,  1995
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998








BAB  I
PENDAHULUAN


1.1   Latar  Belakang 
            Berdasarkan undang – undang  Kesehatan  Nomor  23  Tahun  1992  Tentang Kesehatan  Masyarakat  untuk  mewujudkan  derajat  Kesehatan yang  optimal  bagi  masyarakat  diadakan  berbagai  upaya  kesehatan  tersebut  mencakup  upaya  peningkatan  (promotif),pencegahan  dari  penyakit  (preventif),penyembuhan(kuratif)  dan  pemulihan  kesehatan(  rehabilitative)  yang  dilaksanakan  secara  menyeluruh  ,terpadu  dan berkesinambungan  dan dilaksanakan  bersama  antara  pemerintah  dan masyarakat  dan didukung  oleh  sumber  daya  Kesehatan  termasuk  tenaga  kesehatan (Depkes RI ,2008)
            Hipertensi biasa  disebabkan oleh  pola  kehidupan yang  tidak  baik ,serta  kebiasaan yang  tidak baik  meliputi  pola  makan  yang banyak mengandung  kolesterol  atau  lemak,yang  menyebabkan kegemukan (obesitas). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 )  Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg
           







BAB  III
LAPORAN  KASUS


3.1  Identitas  Klien
            Nama                           :  Ny . M
            Jenis  Kelamin                         :  Perempuan
            Umur                           :  45 th
            Pendidikan  Terakhir   :   SMA
            Agama                         :  Islam
            Pekerjaan                     :  RT
            Status  Perkawinan       :  Kawin
            Alamat                                     :  Bangkaweh
            Tanggal  Dirawat          :  8  Desember 2011
            Jam  Masuk  RS           :  09.00  WIB
            Tanggal  Didata            :  10  Desember  2011
            Ruang  Rawat              :  Interne


      Penanggung  Jawab
            Nama                           :  Tn . A                                  
            Umur                           :  44  Th
            Pekerjaan                     :   PNS
            Alamat                                     :  Bangkaweh
            Hubungan  Dg  Klien   :  Suami
            Alasan  Masuk  RS     :  Klien  Masuk  rumah  sakit  pada  tanggal  8 Desember 
                                                   2011  jam  09.00  WIB  klien  di  bawa ke  UGD
                                                   Dengan  keluhan  sakit  kepala  mendadak , pusing ,
                                                   Dan  pengelihatan menjadi  gelap .                                      




3.2  Riwayat  Kesehatan  Sekarang
            1.  Keluhan  Utama
                  Klien  Mengatakan  kepala  pusing  dan  sakit  pada  kepalanya
            2.  Keluhan  waktu  di  data 
                  1  hari yang lalu  klien  memakan  makanan  yang  mengandun g  kolesterol 
                  Dan  kaya  gula .
            3.  Riwayat Kesehatan  Lalu 
                  Klien  Pernah mengalami  penyakit  yang  sama  pada  waktu  yang  lalu
            4.  Riwayat  kesehatan  Kleuarga 
                  Ada anggota  keluarga  yang  menderita  Hipertensi


3.3  Data  Fokus 
DATA  SUBJEKTIF
DATA  OBJEKTIF
  • Klien  mengatakan  kepalnya  pusing
P  =  28 x/i
  • Klien mengatakan  sakit kepala  sampai ke  pundak
N  =  86 x/i
  • Klien  mengatakan  badanya  letih  dan  sering capek
S  =  37C

TD= 170/100  mmHg
Nafas  Pendek 



DIAGNOSA

No
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1
Ds: klien  mengatakan  kepalnya pusing
       Klien  mengatakan  kepalanya sakit sampai ke  pundak
       Klien  mengatakan  badanya  letih  dan lelah
Pola  makan ,gaya  hidup ,riwayat   hipertensi
Tekanan  Darah
2
Do:P=28x/i
      N=86x/i
      S=37C
      TD=170/100mmHg  klien  kelihatan sangat letih



                                                                                                            
NCP

No
Dx
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
  curah  jantung b/d  iskemia  miokardia
d/d:
Ds:Klien mengatakan kepalanya  pusing
      Klien  mengatakan  degupan jantungnya  cepat
      Klien mengatakan badanya  letih  dan  capek
Do:P=28x/m
      S=37C
      N=86x/m
      TD=170/100mmHg
T.Jangka  Panjg
Setelah  dilakukan  tindakan  keperawatan  selama  3x24 jamdi  harapkan  afterload  tidak  meningkat .

T.jangka  Pndek
TD=120/90mmHg
Normal
N=70x/m
P=24x/m


a.Pantau  TD 
b.Berikan  lingk.tenang  ,nyaman  kurangi  aktifitas
c.Anjurkan  Teknik  relaksasi panduan imajinasi,aktivitas  pengalihan

a.Bandingkan  Dr  tekanan  memberikan  gamabran yang  lebih  lengkap  ttg  keterlibatan  bdg  vaskuler
b.mebntu  untukmenurunkn  ransangan simpatis,peningkatn relksasi
c.dapt  menurunkan rangsangan yang menimbulkan stres mbuat efek teng sehingga  akn menurnkan TD
2
Nyeri   sakit kepala  b/d peningkatan  vasikuler  serebral d/d:
Ds:klien  mengatakan  sakit  kepala  yang hebat 
      Klien mengatkan  pusing an diringi  rasa  mual
Do: TD=170/100x/m
        N=86x/m
        S=86C
        P=28x/m
T.jkga pnjg
Tekanan vasikuler  serebral  tidak  meningkat

T,jgka  Pndek
TD=120x/m
N=70x/m
P=24x/m
a.Perhatikan tirah  baring ,lingkungan yang tenag  sedikit  penerangan
b.memberikan obat analgesia  sesuai indikasi
c.batasi  aktivitas
a.menimalkan  stimulasi  /meningkatkan relaksasi
b.menurunkan nyeri  n menurunkan rangsangan  saraf  simpatis
c.aktifitas  yang  meningkat  dapat  menyebabkan  tekanan  vaskuler  serebral
3
Porensial perubahan perfusi  jaringan serebral  ginjal , b/dsirkulasi d/d:
Ds:klien  mengatakan adanya  rasa  nyeri  di  kepala 
     Klien  mengatakan  sering  lelah
Klien  mengatakn  jarang BAK
Do:TD=170/100mmHg
       P=28x/m
N=86x/m
T.jgka  Pnjg
Klien terpenuhi  dalam informasi  tentang Hipertensi 

T.jngka  Pendk
TD=120/90mmHg
P=24x/m
N=70
A,jelaskan sifat penyakit  tujuan pengobatan
b.jelaskan pentingnya  lingkungan  yang tenag
c.Diskusikan tentang obat-obatan
a.Agar  klien  mengetahui  penyakit apa  yang dideritanya  n cara pengobatanya  yg tepat
b.agar klien merasa nyaman menurunkan faktor penyakit
c.memberikan  informasi  yang  adekuat mengenai  efek  samping  dari obat tersebut  dapat meningkatkan berat  badan .




CEPER

No
Diagnosa
Jam,hari/tgl
Impelementasi
Evaluasi
TTD
1
Curahjantung   Tinggi   b/d  peningkatan afterl  load

08.00 WIB
jumat 11 Des.2011
-memnatau TD
-memberikan lingkungan yang tenang nyaman dan mengurangi aktifitas
-menganjurkan teknik relaksasi
Panduan imajinasi  dan akifitas  pengelihatan .

S=klien  mengatakan  nyeri kepala   hilang
Klien  mengatakan degupan jantungnya sudah  tidk  kencang lagi
Klien mengatakan badanya  tidak letih lagi

O=Td  Normal.120/80mmHg
N=70x/m
P=24x/m

A=

P=Intervensi  dihentikan

2
Nyeri   sakit kepala  b/d peningkatan  vasikuler  serebral
14.00WIB
11 Des 2011
-memperhatikan tirah  baring.lingkungan yang tenang  dan sedikit penerangan
 -membatasi  aktifitas  klien
S= klien mgatakan tidak mual  n disertai  pusing
Klien  mngatakan tidak  sakit  kepala

O=TD= 120/80mmHg  normal
N=70x/m
P=23x/m

A=Nyeri kepala  klien dapat teratasi

P=Intrvensi  Dihentikan

3
Potensial perubahan perfusi  jaringan serebral  ginjal , b/dsirkulasi
20.00WIB
11des 2011
 -.mengkaji  TD
-menjelaskan sifat  penykit  dan tujuan pengobatan
-mendiskusikan  tentang obat-obatan
S=Klien  mengatakan sudah sering BAK
Klien mengatakan tidak  lelah  lagi

O=TD=120/90mmHg
N=70x/m
P=23x/m

A=Masalah perubahan perfusi  pasien teratasi

P=Intervensi  Dihentikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar