Rabu, 07 Mei 2014



Intervensi Asuhan keperawatan dengan DHF (Dengue Haemorrhagic Fever)
No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi virus.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan Anak menunjukkan  suhu tubuh dalam batas normal.
Dengan Kriteria hasil :
1.      Suhu tubuh 36-37 0C
2.      Pasien bebas dari demam.

1.      Monitor temperatur tubuh

2.      Observasi tanda-tanda vital (suhu, tensi, nadi, pernafasan tiap 3 jam atau lebih sering).
3.      Anjurkan pasien untuk minum banyak 1 ½ -2 liter dalam 24 jam.

4.      Berikan kompres dingin
5.      Berikan antipiretik sesuai program tim medis
R/ Perubahan temperatur dapat terjadi pada proses infeksi akut.
R/ Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.

R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan yang banyak.
R/ Menurunkan panas lewat konduksi.
R/ Menurunkan panas pada pusat hipotalamus.





No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
2.
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah, dan demam.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan cairan
Dengan Kriteria hasil :
1.       TTV (nadi, tensi) dalam batas normal.
2.       Turgor kulit kembali dalam 1 detik.
3.       Ubun-ubun datar.
4.       Produksi urine 1 cc/ kg/ BB/ jam.
5.       Tidak terjadi syok hipovolemik.

1.      Kaji keadaan umum pasien

2.      Observasi tanda-tanda syok (nadi lemah dan cepat, tensi menurun akral dingin, kesadaran menurun, gelisah)
3.      Monitor tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit turun, ubun-ubun cekung produksi urin turun).
4.      Berikan hidrasi peroral secara adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
5.      Kolaborasi pemberian cairan intravena RL, glukosa 5% dalam half strenght NaCl 0,9%, Dextran L 40.
R/ Menetapkan data dasar untuk mengetahui dengan cepat penyimpangan dari keadaan normalnya.
R/ Mengetahui tanda syok sedini mungkin sehingga dapat segera dilakukan tindakan.

R/ Mengetahui derajat dehidrasi (turgor kulit turun, ubun-ubun cekung produksi urin turun).

R/ Asupan cairan sangat diperhatikan untuk menambah volume cairan tubuh.
R/ Pemberian cairan ini sangat penting bagi pasien yang mengalami defisit volume cairan dengan keadaan umum yang buruk karena cairan ini langsung masuk ke pembuluh darah.


No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
3.       
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah dan anoreksia.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan Nutrisi terpenuhi
Dengan Kriteria hasil :
1.      Adanya minat/ selera makan.
2.      Porsi makansesuai kebutuhan.
3.      BB dipertahankan sesuai usia.
4.      BB meningkat sesuai usia.

1.      Monitor intake makanan

2.      Memberikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan.
3.      Sajikan makanan yang menarik, merangsang selera dan dalam suasana yang  menyenangkan.
4.      Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
5.       Timbang BB setiap hari.

6.      Konsul ke ahli gizi.

R/ Memonitor intake kalori dan insufisiensi kualitas konsumsi makanan.
R/ Mengurangi rasa tidak nyaman dan meningkatkan selera makan.
R/ Meningkatkan selera makan sehingga meningkatkan intake makanan.

R/ Makan dalam porsi besar/ banyak lebih sulit dikonsumsi saat pasien anoreksia.
R/ Memonitor kurangnya BB dan efektifitas intervensi nutrisi yang diberikan.
R/ Memberikan bantuan untuk menetapkan diet dan merencanakan pertemuan  secara individual  bila diperlukan.








No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
4. 
Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan Anak menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat.
Dengan Kriteria hasil :
1.      Suhu ekstrimitas hangat, tidak lembab, warna merah muda.
2.      Ekstrimitas tidak nyeri, tidak ada pembengkakan.
3.      CRT kembali dalam 1 detik.

1.      Kaji dan catat tanda-tanda vital (kualitas dan frekuensi nadi, tensi, capilary reffil).
2.       Kaji dan catat sirkulasi pada ekstrimitas (suhu kelembaban, dan warna).
3.      Nilai kemungkinan kematian jaringan pada ekstrimitas seperti dingin, nyeri, pembengkakan, kaki.
R/ Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui penurunan perfusi ke jaringan.

R/ Suhu dingin, warna pucat pada ekstrimitas menunjukkan sirkulasi darah kurang adekuat.

R/ Mengetahui tanda kematian jaringan ekstrimitas lebih awal dapat berguna untuk mencegah kematian jaringan.





No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
5.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan malaise sekunder akibat DHF.
Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan Rasa nyaman pasien terpenuhi dengan kriteria nyeri berkurang atau hilang.
Dengan
1.      Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan memberi rentang nyeri  (0-10).
2.      Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri.
3.      Berikan posisi yang nyaman dan ciptakan suasana ruangan yang tenang.
4.      Berikan suasana  gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri dengan mainan, membaca buku cerita.
5.      Kolaborasi pemberian obat-obatan analgesik.
R/ Mengetahui nyeri yang dialami pasien sehingga perawat dapat menentukan cara mengatasinya.

R/ Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka perawat dapat melakukan intervensi yang sesuai dengan masalah klien.
R/ Posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat membuat perasaan yang nyaman pada pasien.
R/ Dengan melakukan aktifitas lain pasien dapat sedikit mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri.

R/ Obat analgesik dapat menekankan rasa nyeri.