Intervensi Asuhan keperawatan dengan DHF (Dengue
Haemorrhagic Fever)
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan
proses infeksi virus.
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan Anak menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal.
Dengan Kriteria hasil :
1.
Suhu tubuh 36-37 0C
2.
Pasien bebas dari demam.
|
1. Monitor
temperatur tubuh
2. Observasi tanda-tanda vital (suhu, tensi, nadi,
pernafasan tiap 3 jam atau lebih sering).
3. Anjurkan pasien untuk minum banyak 1 ½ -2 liter dalam
24 jam.
4. Berikan
kompres dingin
5. Berikan antipiretik sesuai program tim medis
|
R/ Perubahan temperatur
dapat terjadi pada proses infeksi akut.
R/ Tanda vital merupakan
acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
R/ Peningkatan suhu
tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan
asupan yang banyak.
R/ Menurunkan panas lewat konduksi.
R/ Menurunkan panas pada pusat hipotalamus.
|
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
2.
|
Kekurangan
volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler,
perdarahan, muntah, dan demam.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan
cairan
Dengan Kriteria hasil :
1. TTV (nadi, tensi) dalam batas normal.
2. Turgor kulit kembali dalam 1 detik.
3. Ubun-ubun datar.
4. Produksi urine 1 cc/ kg/ BB/ jam.
5. Tidak terjadi syok hipovolemik.
|
1. Kaji
keadaan umum pasien
2.
Observasi
tanda-tanda syok (nadi lemah dan cepat, tensi menurun akral dingin, kesadaran
menurun, gelisah)
3. Monitor tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit turun,
ubun-ubun cekung produksi urin turun).
4. Berikan hidrasi peroral secara adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
5. Kolaborasi pemberian cairan intravena RL, glukosa 5%
dalam half strenght NaCl 0,9%, Dextran L 40.
|
R/
Menetapkan data dasar untuk
mengetahui dengan cepat penyimpangan dari keadaan normalnya.
R/ Mengetahui tanda syok sedini
mungkin sehingga dapat segera dilakukan tindakan.
R/ Mengetahui derajat dehidrasi
(turgor kulit turun, ubun-ubun cekung produksi urin turun).
R/ Asupan
cairan sangat diperhatikan untuk menambah volume cairan tubuh.
R/
Pemberian cairan ini sangat
penting bagi pasien yang mengalami defisit volume cairan dengan keadaan umum
yang buruk karena cairan ini langsung masuk ke pembuluh darah.
|
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
3.
|
Gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah dan
anoreksia.
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam diharapkan Nutrisi terpenuhi
Dengan Kriteria hasil :
1. Adanya minat/ selera makan.
2. Porsi makansesuai kebutuhan.
3. BB dipertahankan sesuai usia.
4. BB meningkat sesuai usia.
|
1. Monitor
intake makanan
2. Memberikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan.
3. Sajikan makanan yang menarik, merangsang selera dan
dalam suasana yang menyenangkan.
4. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
5. Timbang
BB setiap hari.
6. Konsul
ke ahli gizi.
|
R/ Memonitor intake kalori dan insufisiensi kualitas
konsumsi makanan.
R/
Mengurangi rasa tidak nyaman dan meningkatkan selera makan.
R/ Meningkatkan
selera makan sehingga meningkatkan intake makanan.
R/
Makan dalam porsi besar/ banyak lebih sulit dikonsumsi saat pasien anoreksia.
R/
Memonitor kurangnya BB dan efektifitas intervensi nutrisi yang diberikan.
R/ Memberikan
bantuan untuk menetapkan diet dan merencanakan pertemuan secara
individual bila diperlukan.
|
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
4.
|
Perubahan
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan.
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24 jam diharapkan Anak
menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat.
Dengan Kriteria hasil :
1. Suhu ekstrimitas hangat, tidak lembab, warna merah muda.
2. Ekstrimitas tidak nyeri, tidak ada pembengkakan.
3. CRT kembali dalam 1 detik.
|
1. Kaji dan catat tanda-tanda vital (kualitas dan
frekuensi nadi, tensi, capilary reffil).
2. Kaji dan catat sirkulasi pada ekstrimitas (suhu
kelembaban, dan warna).
3. Nilai kemungkinan kematian jaringan pada ekstrimitas
seperti dingin, nyeri, pembengkakan, kaki.
|
R/ Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui penurunan
perfusi ke jaringan.
R/
Suhu dingin, warna pucat pada ekstrimitas menunjukkan sirkulasi darah kurang
adekuat.
R/
Mengetahui tanda kematian jaringan ekstrimitas lebih awal dapat berguna untuk
mencegah kematian jaringan.
|
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
5.
|
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan malaise
sekunder akibat DHF.
Tujuan :
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24 jam diharapkan Rasa nyaman
pasien terpenuhi dengan kriteria nyeri berkurang atau hilang.
Dengan
|
1. Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan memberi
rentang nyeri (0-10).
2. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien
terhadap nyeri.
3. Berikan posisi yang nyaman dan ciptakan suasana ruangan
yang tenang.
4. Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan
perhatian pasien dari rasa nyeri dengan mainan, membaca buku cerita.
5. Kolaborasi pemberian obat-obatan analgesik.
|
R/ Mengetahui nyeri yang dialami pasien sehingga perawat
dapat menentukan cara mengatasinya.
R/
Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka perawat dapat melakukan
intervensi yang sesuai dengan masalah klien.
R/
Posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat membuat perasaan yang nyaman
pada pasien.
R/ Dengan melakukan aktifitas lain pasien dapat
sedikit mengalihkan
perhatiannya terhadap nyeri.
R/
Obat analgesik dapat menekankan rasa nyeri.
|